Catatan Lydia

Catatan Lydia
Blog ini didedikasikan untuk anak-anakku tercinta, Abhi Sachi dan Samy yang mewarnai hidupku dengan kebahagiaan. Tulisan-tulisan di blog ini menjadi saksi, betapa berartinya kalian untuk mama. Kelak ketika kalian besar nanti, memori indah yang tertulis di blog ini akan selalu kita kenang bersama. I love U Nak..


Minggu, Maret 15, 2009

Menyapih Abhi episode abhi terkilir

Empat malam sudah abhi berhasil disapih. Start Rabu 11 Maret 2009 hingga Sabtu 14 Maret 2009. Setiap malam kami bernyanyi bersama, mama mebacakan abhi dongeng, guling-guling berdua. Hmm malam-malam yang heboh. Mama merasakan betul betapa Abhi mencoba mengendalikan keinginannya untuk nenen. Mama mencoba mencerahkan suasana, dengan bernyanyi dan mendongeng lebih heboh daripada sebelum-sebelumnya. Improvisasi suara, gerakan dan mimic mama bikin abhi seneeeng banget. Dia terus aja ketawa-tawa sampe akhirnya cape dan tidur pulas.. Hmm.. anakku sudah beranjak besar sekarang 

Namun ternyata proses ini tidak semulus yang mama rencanakan. Minggu, 15 Maret 2009 terjadi insiden kecil. Abhi-ku pergelangan tangannya terkilir ketika bermain perosotan di kolam bola bersama teman-temannya. Ceritanya, Abhi meluncur dari perosotan, dan ketika dia belum sampai di bawah, kakak-kakak yang sudah antri di perosotan meluncur cepat ke bawah dan pepetan lah mereka berdua. Abhi waktu itu cuma meringis saja. Mama yang ngawasin abhi saat itu tidak mengira kalau ternyata Abhi sampai terkilir. Pulang ke rumah abhi terlelap tidur. Tapi tau-tau waktu bangun dia nangis, tangannya terlihat bengkak dan lunglai. Mama baru sadar apa yang terjadi. Seharian itu abhi uring-uringan. Tangannya jangankan mau disentuh dan diobati, dilihat pun ga dibolehin sama dia. Hehehe untuk case ini persis mamanya, GALAK!! Mama coba ga panik supaya abhi bisa dapat treatment yang seharusnya. Mama sms papa supaya bantu browsing treatment untuk anak yang terkilir. Juga tante bantu telpon dokter puskesmas tempat dia bekerja. Alhamdulillah papa berhasil nenangin mama. Mama treatmen di rumah dengan kompres tangannya, dan diberi salep anti inflamasi. Eyang mau olesin beras kencur, tapi baru diteplok sebentar di tangan abhi, udah ngamuk-ngamuk duluan dia. Jadi aja kurang ngefek.

Back to topic, kondisi ini tentu membuat abhi ga nyaman. Seharian dia maunya nempel sama mama.tidur pun maunya digendong mama. Tiap mama baringkan ditempat tidur, dia sering terbangun tiap kali tangannya tertindih. Meringis kesakitan. Mama sedih sekali melihat Abhi. Perasaan mama bersalah sekali karena kurang peka mengawasinya bermain. Dalam kondisi yang ga nyaman, abhi kembali minta nenen sama mama. Mama coba mengalihkan perhatiannya. Siang dia tidak minta nen sama mama, tapi malam rupanya berat sekali. Seharian dia susah makan. Minum masih mendingan. Jadi malam itu, abhi kembali nenen sama mama. Mama tidak mau memaksa menyapih dalam kondisi abhi seperti ini. Akhirnya malam itu kami habiskan bersama dengan berkali-kali terjaga. Subuh pun abhi bangun jam 5 pagi dan minta nonton diego. Oh no… mana ada diego jam segitu, hari senin lagi. Senin Diego, sepupunya Dora the explorer itu adanya jam 8.30. Abhi langsung teriak-teriak, yah mungkin pelampiasan rasa sakitnya dengan minta yang aneh-aneh. Air matanya ga berhenti keluar hari itu.

Senin, mama berangkat kerja dengan gundah gulana. Abhi ditinggal hari itu dengan nangis heboh. Mama sediiih sekali. Tiap kali begini, mama pasti pingiin banget berenti kerja. I wish I could… Ya sudahlah, let it flow aja. Hari itu mama rapat dari pagi sampai sore, tapi mama harus menuhin janji mama sama abhi, beliin dia vcd diego. Jadi siang itu, di sela istirahat siang, mama kabur ke gramedia cari vcd diego. Alhamdulillah ada. Seneng banget.. dah kebayang abhi pasti gembira liat oleh-oleh mama.

Malam sewaktu mama pulang dari kantor, abhi terlihat sudah mendingan. Senyumnya sudah mengembang. Tangannya yang terkilir sudah mulai digerakkan untuk bermain. Alhamdulillah, berarti benar ini bukan terkilir berat. Hanya ringan dan memar saja. Mama yakin tidak ada patah tulang, sehingga mama mengurungkan niat ke dokter dan fisioterapis besok. Ya, mama lebih memilih pengobatan secara medis, dibandingkan harus membawa abhi ke tukang urut. Duuh engga deh. Apalagi anak kan ototnya ga seperti kita yang udah pada tua ini. Otot anak masih lentur, jadi bisa pulih lebih cepat. Mama yakin kalau mama kemarin ke tukang urut, dan liat abhi hari ini sudah mendingan, pasti mama tersugesti bahwa sembuhnya Abhi karena diurut, padahalkan wayahna.. Ok back to topic. Karena Abhi sudah mendingan, malam itu mama mencoba lagi menguji komitmennya Abhi untuk tidak nenen. Walaupun mama harus extra berusaha, ya malam itu dongeng yang diminta Abhi buanyak banget.. mungkin malam itu mama bercerita 10 dongeng, dengan menyanyi lagu Abang tukang bakso berulang-ulang. Swear.. sampe suara mama serak.. Ga apa-apa deh.. demi Abhi. Dan ternyata berhasil looh.. Abhi berhasil nahan untuk ga nenen malam itu. Alhamdulillah. Sekarang proses menyapih dimulai lagi. Semoga kali ini lancer ya… Tapi satu hikmahnya, bahwa menyapih tanpa ‘kekerasan dan paksaan’ itu bisa kok, dan mungkin banget buat diwujudkan. Buktinya, walaupun sempat gagal satu hari, tapi besoknya tidak ada masalah untuk dicoba lagi. Anak kita itu pintar loh Mom.. Dad.. Mereka bisa beradaptasi dengan mudah. So, semangat… Menyapih dengan cinta itu yang terindah, baik bagi mama maupun bagi abhi.

Tips Menyapih :
1. Jauh-jauh hari komunikasikan dengan anak bahwa selepas 2 tahun, dia sudah cukup besar untuk disapih. Yang perlu dipastikan adalah lakukan secara konsisten.
2. Menyapih secara bertahap agar anak merasa nyaman. Jangan menuntut anak terlalu banyak. Mulai lah perlahan-lahan. Dimulai menyapih siang hari, menyapih malam hari, hingga menyapih di kala tidur.
3. Biasanya menyapih dimalam hari adalah yang terberat. Ganti kebiasaannya tidur sambil nenen, dengan aktivitas lain. Misal mendongeng, bernyanyi dst. Pastikan anda melakukannya tidak dalam posisi berbaring, karena biasanya anak otomatis mendekat ke puting ibu.
4. Setelah bermacam aktivitas sebelum tidur, bila anak anda masih tetap ingin menyusu, coba dulu gendong dia pada posisi yang cukup nyaman. Sebaiknya posisi kepala di bahu. Sebab bila di posisi depan, posisi anak persis menghadap payudara sehingga otomatis akan minta menyusu.
5. Jangan menyapih disaat sakit. Bahkan ketika proses menyapih anda sedang berjalan.
6. Beri apresiasi pada anak apabila dia berhasil tidur tanpa menyusu pada anda.
7. Faktor Ayah dapat menjadi penyemangat baik anak dan ibu di saat menyapih.
8. Kadang kala kita merasa sudah mencoba segalanya namun masih gagal, coba evaluasi kembali. Mungkin cara mendongeng dan bernyanyi anda membuat anak cepat bosan. Coba improvisasi dengan mimic wajah, suara dan gerakan yang membuatnya senang.
9. Menyapih memang butuh kesabaran extra. Tapi apabila itu berbuah manis baik bagi anda ataupun anak anda, itu yang perlu diprioritaskan bukan. 

Selamat mencoba

Kamis, Maret 12, 2009

Menyapih dengan Cinta

Mama dan Abhi memasuki masa-masa menyapih. Well, proses ini tidak mudah baik bagi abhi maupun mama. Dua tahun 3 bulan kami biasa tidur sambil peluk-pelukan. Setiap saat Abhi mau nenen, dia bisa mendapatkannya kapan saja. Mama langsung siap menyodorkan nenen, dan dia langsung nenen dan tidur kembali dengan lelap.

Proses menyapih ini tidak dimulai dengan tiba-tiba karena mama tidak mau menyakiti perasaan Abhi. Bagaimana pun, menyapihnya akan mengambil sesuatu yang selama ini menjadi rutinitasnya, sesuatu yang telah lama membuatnya merasa nyaman. Dua bulan menjelang Abhi dua tahun, setiap malam selesai bernyanyi, mendongeng dan berdoa, mama selalu mencium kening Abhi sambil bilang “terima kasih sudah menjadi anak baik, abhi sekarang sudah besar . Anak besar sebentar lagi ga nenen mama lagi ya Nak, karena anak besar sudah boleh minum MiMo seperti kakak-kakak yang lain. Mama sayang sama Abhi, Abhi tetep bisa peluk mama kapanpun Abhi mau tanpa perlu nenen.” Abhi cuma menatap mama dan bilang “heeh ma”. Oh iya, MiMo itu susu UHT yang ada gambar sapi nya. Abhi suka bilang itu Mimi Momo alias MiMo

Genap 2 tahun usia Abhi, mama mulai menyapih Abhi perlahan. Mulai dari mengurangi nenen langsung di siang hari. Sebelumnya, setiap kali mama dirumah, abhi pasti ga mau nenen dari susu UHT. Maunya nempellll sama mama  Awal-awal ini pun cukup berat, karena susah sekali mengalihkan perhatiannya tiap kali minta nenen. Seminggu, dua minggu sampai sebulan, Abhi berhasil lepas nenen siang total. Dia sudah tidak pernah lagi minta nenen siang sama mama. Tipsnya hanya selalu berusaha memenuhi kebutuhannya akan air dan nutrisi. Begitu abhi kenyang, otomatis dia tidak merasa butuh ASI mama. Selain itu, tips kedua adalah selalu punya banyak alternatif mainan atau ide untuk mengalihkan perhatiannya tiap kali dia teringat untuk nenen. Finally, kami berhasil melewati tahap pertama menyapih.

Tahap kedua menyapih adalah yang paling berat. Mama sudah gagal untuk kesekian kalinya membujuk Abhi tidak nenen dimalam hari. Mama tidak tega melihat air matanya berlinangan, melihat nenennya tidak boleh diminum. Dan memang dalam hati ini, mama pun belum siap menyapih Abhi. Ada perasaan sedih tiap kali melihat mata bulatnya menyusu pada mama. Mengusap-usap kepalanya, gelitik lehernya dan bermacam-macam candaan khas mama dan abhi selama proses menyusui. Mama tidak mau kemesraan kami selama ini dinodai hal-hal yang membuatnya traumatik, seperti memaksakan pemberian jamu-jamuan supaya nenen terasa pahit. Mama maunya proses menyusui ini diakhiri dengan indah, dimana Abhi mampu menyapih dirinya sendiri, menyapih dengan kesadarannya sendiri yang mama yakini justru mampu membentuk karakternya lebih mandiri. Sebagaimana AlQuran menuliskan bahwa untuk proses menyapih pun harus dengan kerelaan kedua belah pihak. Ya, mama mau menyapih dengan cinta, Weaning with love. Biarlah orang mau bilang apa, mau protes apa, mama tetap menyusui Abhi selama dia belum mau disapih.

Rabu, 12 Maret 2009 menjadi masa-masa yang mengharukan bagi mama. Anakku Abhi sedang belajar menyapih dirinya. Semalam mama iseng bilang sama Abhi, “Nak, nenennya sekarang sakit kalo dinen. Karena Abhi sudah besar. Nenen kan buat bayi ya Nak. Abhi masih bayi atau udah gede?”. Abhi senyum –senyum aja bilang “Deee..”. Gede maksudnya. Abhi memang sedang senang dibilang anak Gede, mungkin karena anak gede boleh ngelakuin banyak hal yang selama ini selalu mama larang. Mama bilang anak gede boleh main layangan, boleh belajar gunting kertas buat ditempel dibukunya, boleh naik tangga di rumah. Apalagi, Abhi senang sekali liat kakak Rifki, tetangga depan main layangan sama papanya.

“Ooo, Abhi udah gede ya. Jadi dah ga mau nenen ya.”
“Yayaya…. dee….” Kata abhi sambil senyum-senyum
“Hebat ya anak mama, Abhi anak baik ya. Emangnya kalau udah gede, Abhi mau ngapain”
“Yayak….Papa… Yayak..Papa”
“Ooo main layangan sama papa ya. Nanti kalau papa pulang dari Jepang, Abhi ajak papa main layangan ya”
“yayayaya….”

Duuh senyumnya Abhi, bahagia sekali dia dibilang anak besar. Mama senyum-senyum sendiri melihatnya. Anakku sayang, makin lama makin tambah pinternya. Menjelang bobo malem, selesai berdoa abhi seperti biasa minta nen. Mama bilang lagi, “kan katanya anak besar, anak besar udah ga nenen kayak aa’rifky. Nenennya sakit kalau diminum anak besar. Abhi kan udah besar.” Well, jujur kalau Abhi kekeuh minta nenen juga, pasti akan mama kasih saat itu juga. Tapi Abhi Cuma diem. Dia menatap mama sambil diem, membuat perasaan mama campur aduk. Terus dia tarik-tarik baju mama, mama pikir dia pasti mau nenen. Ternyata Engga!! Abhi pegang-pegang nen, sambil matanya berusaha untuk bobo. Kakinya digoyang-goyangin, diusapin ke dinding. Nen dilepas lagi, sekarang dia coba gelundung-gelundung ke ujung tempat tidur, sambil liat mama dari jauh. Ga berapa lama, dia balik lagi, pegang nen lagi, sambil merem-merem. 

Tuhan, mama merasa bersalah sekaligus bangga padanya. Mama merasa bersalah karena membuatnya tidak nyaman luar biasa. Mama tau dia ingin sekali nenen, dan dia mencoba mengalihkan sendiri keinginannya untuk nen dengan macem-macem tingkahnya itu. Mama bangga sekali pada Abhi. Karena Abhi bisa memutuskan untuk tidak nenen atas kemauannya sendiri, karena dia tau kalau dia nenen, maka mamanya akan sakit. Abhi memilih tidak nenen karena tidak ingin mamanya sakit. Sesuatu pengorbanan besar baginya, mengorbankan keinginannnya demi mama. Dia sudah belajar memutuskan sendiri yang dia inginkan. Mama sedih sekaligus bangga padanya. Ahh, anakku sudah besar.

Malam itu kami lalui dengan gelisah. Abhi terbangun beberapa kali malam itu, sambil memanggil-manggil mama. “Maa, nen maa.. neenn”. Mama sedih sekali Tuhan. Mama merasa sedang menyiksanya. Kemudian mama dekatkan nenen di mulutnya, namun apa yang terjadi? …. Abhi tidak nen!! Lagi-lagi dia cuma mengusap nenen mama. Memandangi dalam-dalam, dan mencoba tidur lagi. Anak baik… dia bahkan belajar komit terhadap kemauannya sendiri. Luar biasa… Begitu terus berulang tiga sampai empat kali. Subuh Abhi kembali terbangun, dan kali ini dia gelisah luar biasa. Mama coba tawarkan air putih, dan dia cuma meminumnya sedikit. Mama tawarkan susu UHT, tidak disentuh. Abhi ternyata cuma mau dipeluk malam itu. Sampai akhirnya dia tertidur lelap di bahu mama.

Malam itu banyak sekali hikmah yang mama ambil. Mama tau mungkin ini sudah saatnya, Abhiku mulai menyapih dirinya. Abhi bertambah besar. Dia mulai belajar menuju tahap-tahap pendewasaan. Semoga ketika suatu hari nanti, saat Abhi sudah punya kehidupannya sendiri, pembelajaran ini kelak akan membentuk karakternya menjadi pribadi yang baik. Mama sayang Abhi. Mama tau ini baru satu malam berlalu dengan sukses, masih ada beberapa malam berat yang harus kamu lalui Nak. Berhasil atau tidak proses menyapih ini, yang jelas mama sudah bangga padamu. Mama sudah menghargai usahamu. Abhi Ahmad Alizachrei, anak besar mama..