Kamis malam disela istirahat sejenak usai menidurkan dua bocah, mama membaca buku penghubung sekolah kakak. Terdapat pemberitahuan bahwa hari senin diminta membawakan topi koki dan celemek untuk acara puncak tema “Nasi karunia Allah”, dimana anak-anak akan belajar menjadi koki dengan memasak. Hmmm langsung membatin, dimana lagi mencari barang satu ini. Yaah memang mama masih minim sekali pengalaman hunting benda-benda pendukung belajar sekolah anak.
Waktu yang tersisa hanya Jumat-Minggu, 3 hari. Mama bergegas searching tempat penjualan topi koki. Susah sekali menemukan yang pas. Sebagaian besar penjual di bandung, memasang minimal order alias hanya untuk order partai, bukan eceran. Beberapa toko anak yang menjual dan menyewakan kostum koki pun saat ini semua stoknya sedang kosong. Yang available adalah beberapa seller yang berlokasi di Jakarta, itupun dibuat based on order dan diperkirakan sampai dibandung hari seninnya tergantung kurir. Waah artinya opsi ini juga tidak bisa.
Opsi lain yang terpikir adalah membuat sendiri si topi koki. Tampaknya bagus juga membuat topi dari kain flannel, dijahit sedikit hmmm tampaknya tidak terlalu sulit. Yang berat adalah justru belanja bahan-bahannya. Mempertimbangkan kondisi dengan perut yang semakin buncit, sepertinya sulit untuk belanja kain ke daerah otista sendiri. Minta ditemani papa juga tidak bisa karena jumat kakak pulang sekolah jam 2. It means papa harus menjemput kakak lebih cepat, dan menjaga kakak di kantor. Okay, then opsi ini pun buyar. Akhirnya opsi yang tersisa di kepala tinggal satu, membuat sendiri topi dari bahan karton. Yaah apa boleh buat, waktu yang tersisa tidak banyak. Lagian kenapa juga pemberitahuannya mendadak banget sih Bu Guruuuu…
Bahan-bahan prakarya mama yang masih harus dibeli tampaknya hanya karton putih dan kertas krep putih. Yang lainnya seperti lem, gunting, double tape, penggaris, sepertinya semua ada di rumah. Ya bismillah aja deh, hunting juga ditunda sabtu aja karena jumat malam hujan membuat jalanan semakin macet, kasihan Sachi yang pastinya sudah nungguin di rumah.
Daaan ternyata, rencana tinggal rencana. Sabtu rencana belanja bareng sama papa dan anak-anak batal karena papa ada keperluan di luar. Mau pergi sendiri kok rasanya males banget yaaa. Ah, nampaknya bisalah beli bahan minggu, buat topinya juga minggu. Kayanya ga sulit-sulit amat, mbatin emak nekad satu ini :D
Well akhirnya minggu, belanja juga ke MIM. Mampir ke hypermart dan duiiinngg…. NIHIL. Karton ga ada, kertas krep apalagi. Mati deh gw, nyari kemana lagi ya. Gramedia dan toko stationery jauh dari rumah. Harapan terakhir tinggal Lottemart/Makro. Dan mampirlah kami ke Lottemart dekat rumah sehabis dari hypermart. Alhamdulillah karton putih dapat. Tinggal kertas krep yang ga ada. Daripada kasak kusuk nyari lagi dan belum tentu dapat juga, mending cari bahan pengganti aja deh. Lagian kertas krep putih nampaknya susah juga nyarinya. Yang penting kertas ganti krep ini harus bisa dipake wrap si topi. Akhirnya pilihan jatuh ke kertas minyak silver. Pikir mama, kertas minyak ini tampilan belakangnya putih, gampanglah bisa pake bagian belakangnya. Lagian karena tipis, pasti bisa diuyel-uyel seperti kertas krep. Sekali lagi, kesalahan fatal akibat menggampangkan :D
Malam akhirnya mama baru bisa memulai prakarya selepas menidurkan anak-anak. Jam sudah menunjukkan jam 10 malam. Tadinya mau meniru topi yang ini :
Fiuuuh ternyata susah juga ya. Bagian tersulit adalah membuat lipitan-lipitan pada kepala koki dan membuatnya tampak menggembung, karena tidak menggunakan kertas krep. Hiks hiks… Terpaksa deh akhirnya dibuat manual. Di saat asyik membentuk topi, baru sadar ternyata si double tape nya habis.. Huwaaaaa. Habis dimainin sama kakak dan neng nampaknya. Lengkaplah sudah, kertas krep ga ada, perekat juga ga ada. Huhuhu… Tapi demi kakak, pantang namanya untuk menyerah. Memanfaatkan peralatan yang tersisa, mari kita buat topi koki seadanya. Daaaan.. sim salabim… jadilah topi ini.
Hihihi bentuknya agak ajaib sih memang. Tapi better lah daripada kakak ga bawa sama sekali ke sekolah. Besoknya kakak bangun pagi, langsung mencoba topi dengan semangat. Mama juga sempat memotivasi kakak supaya nanti tidak minder kalau topi teman-temannya lebih bagus. Hihihi ini sih emaknya yang ga pede sebenernya. Tapi ternyata si kakak senyum-senyum aja tuh, sambil bilang, “makasih mama.”
Maaf ya dear, mungkin buatan mama ga serapi dan sebagus topi kain teman-temanmu. Tapi mama jaminkan satu hal, topi ini mama buat dengan seluruh cinta dan sepenuh hati untuk kakakku tersayang. Hahaha lebay kali puun… Selamat menikmati jadi koki ya kakak, buatin mama nasi goreng yang enak yaaa, Chef ABHI ^_^
Naaa ini dia foto si koki mama yang baru pulang sekolah. Tapi tulisan Chef Abhinya copot semua :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar