Catatan Lydia

Catatan Lydia
Blog ini didedikasikan untuk anak-anakku tercinta, Abhi Sachi dan Samy yang mewarnai hidupku dengan kebahagiaan. Tulisan-tulisan di blog ini menjadi saksi, betapa berartinya kalian untuk mama. Kelak ketika kalian besar nanti, memori indah yang tertulis di blog ini akan selalu kita kenang bersama. I love U Nak..


Rabu, Juni 27, 2012

Weaning Sachi with Love

Proses menyapih itu pilihannya banyak. Ada yang menggunakan trik jamu-jamuan pahit, brotowali, ditempel hansaplast, dicoreti crayon atau spidol merah, dibalur balsam bahkan sampai mendatangi ‘orang pintar’. Hiiii syereeemm amit-amit. Tapi itu kembali pada pilihan anda masing-masing. Impian terbesarku adalah mengawali menyusui dengan indah, mengakhiri juga dengan indah alias menyapih dengan cinta atau bahasa kerennya weaning with love.

Menyapih itu tidak mudah bagi kedua belah pihak, baik bagi ibu maupun bagi anak. Menyapih dengan cinta adalah berdasarkan keridhoan kedua belah pihak, tanpa paksaan tanpa tangisan. Proses menyapih dengan cinta bukanlah proses instan yang satu dua hari kejadian. Hei, Ini bukan sulap! Orang tua selayaknya paham bahwa kesuksesan menyapih dengan cinta adalah sekali lagi buah dari konsistensi dan kesabaran. Tak ada anak yang akan merasa enjoy melepaskan rutinitas yang membuatnya nyaman aman selama 2 tahun, harus berakhir hanya dengan sekejap mata saja.

Selepas Sachi berusia 2 tahun, 16 Juni kemarin, maka proses menyapih pun dimulai. Proses menyapih sebenarnya sudah aku sounding ke Sachi sejak usianya memasuki 1.5 tahun. Terlalu dini? Tidak juga. Bahkan mungkin itu juga salah satu tipsnya. Mulailah segera, agar ia tidak kaget dengannya. Mulailah dengan konsisten, jangan sampe minggu ini diwacanakan, minggu depan lupa, besoknya disapih. Wah itu sih kebangetan kalau mengharapkan bisa menyapih dengan cinta tapi tanpa anda bantu dengan konsistensi. Awalnya hanya perbincangan sederhana, satu bulan satu kali, menjadi dua minggu sekali, satu minggu satu kali, hingga nyaris tiap malam menjelang ulang tahunnya yang kedua.

Mama : “Neng.. besok ada yang ulang tahun ya? Siapa ya mama kok lupa”
Sachi : (mesem-mesem sambil berkata pelaaan sekali) “Sachiiii.”
Mama : “Ooh Sachi anak mama mau ulang tahun ya. Memangnya adek umurnya berapa sekarang?
Sachi : “Duwaaaaaa, ma.”
Mama : “Waaa udah gede ya Sachi. Besok tiup lilin dong ya dek.
Sachi : “Ciup lilin. Celamat ulan tauun, ku uu capkaan. Ulan taun dua, nenennn.. Sachi…. Udaah.”
Mama : “Hebat.. Sachi udah ga nenen ya, udah besar ya nak. Coba mama lihat kakinya? Wooow panjang banget kayak kaki kakak. Tangannya? Wooow panjang juga kayak tangan kakak. Hebat dong Neng udah gede. Sebentar lagi tinggi, sebentar lagi kayak kakak ya minumnya susu kotak.”

Kira-kira seperti itu perbincangan kami di malam-malam sebelum ulang tahunnya yang kedua. Alhamdulillah doktrin dari beberapa bulan yang lalu cukup berhasil, Sachi tau bahwa ia mulai memasuki masa disapih. Sampai disini aku cukup puas, setidaknya sachi tau dulu walaupun mungkin belum paham mengapa harus di sapih, kenapa sekarang dan seterusnya.

Well, pada kenyataannya teori berbeda dengan praktek. Di satu sisi Sachi mengerti, di sisi lain tetep belum mau disapih. Wajar saja, ingat proses ini bukan INSTAN! Aku sendiri tidak menargetkan seberapa lama toleransi waktu untuknya. Satu bulan.. dua bulan.. mungkin juga 4 bulan seperti Abhi, atau bahkan lebih! Tak mengapa Nak, ayo kita coba lagi. Lha wong emakmu aja baru berhasil disapih oma di usia 4 tahun hihihi.

Seminggu pertama, Sachi tidur gelisah. Tapi ia tidak meminta asi. Aku tahu dia berusaha keras untuk itu. Mulai bolak balik minta digosok punggungnya, pindah tempat tidur, minta ganti baju, minta minum air putih sampe bolak balik minta ke wc harus dilakoni dengan sabar hehehehe. Disini ujian anda sebagai orang tua!

Beberapa hari ini untuk tidur malam Sachi berhasil untuk tidak minta asi. Tipsnya adalah sang bunda tidak boleh menemani tidur dalam posisi terlentang. Bisa sambil duduk ataupun sedikit menelungkup. Kalaupun terpaksa terlentang, tutuplah dada bunda dengan bantal untuk menghindari kontak langsung bayi dengan sang nenen yang dirindukannya. Tidak selalu berhasil memang, tapi minimal sangat membantunya asalkan konsisten.

Tengah malam juga Sachi biasanya terbangun sekali hingga dua kali tanpa minta asi, namun sedikit merengek. Ketika Sachi gelisah tengah malam seperti ini, dalam kondisi mata Sachi yang masih memejam, aku biasanya membantu menyodorkan air putih ke mulutnya. Tak harus air putih, tapi apapun itu bisa susu kotak seperti abhi dulu. Biasanya trik ini berhasil membuatnya tidur kembali. Baru menjelang pagi biasanya dia tidak kuat. Berbagai trik sudah aku coba tapi hingga saat ini belum berhasil membuatnya melupakan nenen. Berhubung prinsip menyapih dengan cinta ini adalah tidak menawarkan, namun tidak menolak jika diminta. Jadi setelah aku berusaha membantunya dan gagal, maka saatnya kuberikan kembali asi yang ia inginkan. Sejauh ini atau nyaris dua minggu pasca ulang tahunnya yang kedua, Sachi meminta asi padaku hanya satu kali saja atau maksimal dua kali setiap harinya. Hal ini tidak berlaku di hari libur, karena sabtu dan minggu biasanya Sachi masih tergoda untuk meminta asi di siang hari.

Satu hal yang lucu adalah ekspresinya ketika meminta nenen. Seperti ini misalnya.
Sachi tiba-tiba mendekatkan wajahnya, tersenyum sangat manis dan bilang,“Mama… bole yaa.. cedikittt ya. cedikiiiit”
Mama bingung dong, ini anak maksudnya apa ya. Setelah sekian lama baru sadar ternyata maksudnya merayu mama untuk minta asi sedikit aja hehehehe. Atau begini

Sachi : “Mama.. nenen. Mau.”
Neng terdiam sebentar terus berkata pelan, “Mmmm sachi ulan taun dua. Nenen udah.” Dan si bocah kabur begitu saja, bingung lari kesana kemari tak jelas arahnya seperti tau harus mengalihkan keinginannya akan asi, bahkan tanpa sempat mama menaggapi sepatah pun. Atau yang ini.

Sachi : “Mamaa… cicip cicip aja ya.”
Tapi begitu disodorin, itu ngenyotnya semangat 45 banget sodara-sodara. Udah gitu disuruh setop ga mau pula. Hehehehe. Pernah juga ia mencoba tidur namun gagal. Gelisah sekali sampai akhirnya dia berhasil memejamkan matanya setelah tangan mungilnya bisa menyentuh nenennya, memilin sedikit lantas tak ada 1 menit ia pun tertidur. Luar biasa bukan candunya si nenen ini untuk seorang anak ASI! Tapi sekali lagi, dinikmati saja proses ini. Akan ada masanya Sachi akan ikhlas melepas kebiasaannya menyusu.

-------
Malam itu sachi manis sekali.
Mama : “Dek, sachi udah ngantuk nak? Mau minum apa, mau mama gosok punggungnya? Mau impuk mama atau mau mama gendong?”
Sachi : (Diam menatap mata mama lalu senyum) “Nenen Sachi udah. Ulan Taun Duwa. peluk mama. Sachi mau.”

Dan dia pun mengulurkan kedua tangannya memelukku. Ah sayangku, so sweet. Sabar ya neng, Mama bantu neng dengan berjuta pelukan untukmu. Neng geulis madu pasti bisa, kita berdua pasti bisa.

*To be continued berhubung masih dalam proses menyapih. Tips-tips disini belum berhasil sempurna di Sachi, tapi berhasil di Abhi dulu. Doakan kali ini pun berhasil yaaa…

Jumat, Juni 15, 2012

Sachi S3 ASI

Hari ini aku tidak memompa ASI lagi. Why, Kenapa, What happen, Aya naon? The one and only reason, tentunya karena perjuanganku memberikan ASI Eksklusif untuk Sachi insya Alloh akan mencapai finishnya Sabtu besok 16 Juni 2012.

Sachiku besok akan lulus ASI 2 tahun (16 Juni ‘10 – 16 Juni ’12). Sebuah periode yang tak sebentar untuk menyusui, sampai-sampai dalam bahasa gaulnya ibu-ibu menyusui diberikan apresiasi dengan layak menyandang gelar sarjana S3 ASI Eksklusif, seperti halnya kakak Abhi. Berhasil.. berhasil.. Yeayy… Alhamdulillah.

Dua tahun menyusui adalah sebuah kehormatan dan kebanggaan luar biasa bagiku, menyempurnakan kebahagiaan sebagai seorang ibu khususnya ibu bekerja seperti aku. Kenapa, karena tak semua mampu bertahan, tak sedikit berguguran, tak peduli ia ibu bekerja ataupun ibu rumah tangga, sama saja. Karena nyatanya memberikan ASI itu sungguh perjuangan, disanalah ujian akan komitmen, konsistensi dan kesabaran. Banyak faktor dan kondisi yang siap menjadi sang setan penggoda, momok yang tak pernah bosan memudarkan semangat akan ASI.

Dalam dua tahun pumping ASI di kantor, satu persatu rekan menyusui berguguran karena berbagai alasan dan kondisi. Tapi satu per satu juga bertambah ibu-ibu muda yang bergabung menjadi pumping mom. Alhamdulillah.Teringat perjuangan pumping ASI untuk Abhi dulu yang terasa jauh lebih berat. Selama 2 tahun penuh memompa di kantor sendiri. Belum ada tempat menyusui yang memadai. Mencari teknik pumping sendiri. Memotivasi diri sendiri. Semua serba sendiri. Kini pumping ASI untuk Sachi terasa jauh lebih mudah. Selain karena pengalaman asam garam dunia pompa memompa sudah di genggaman (cieee..), sekarang juga hadir teman-teman seperjuangan pemompa ASI. Eni, Ari, Desi, Riska lanjutkan ya perjuangannya. Eni, tampuk pimpinan tetua geng menyusui resmi kuserahkan padamu yaa hehehe.

Somehow, sedih juga yaaaa ternyata melepas rutinitas yang dilakukan hampir tiap hari. And, I missed it already. Bcoz I love it, I love breastfeeding.
=====

Hasil Pumping kamis kemarin artinya menjadi stock ASI Sachi terakhir untuk dikonsumsi hari ini. Selanjutnya Sachi-ku akan mulai mengenal susu tambahan untuk ia konsumsi, mungkin UHT mungkin pula Sufor, entahlah belum aku putuskan.

Namun, insya Alloh perjuangan kita belum berakhir ya Neng. Masih ada satu ujian lagi untuk kita, menyapih dengan cinta. Di mulai dengan baik, mari kita akhiri dengan baik. Love u always, Neng Geulis Maduuu.





Mas, Pesen Bakso Satu

Kemarin siang selepas memesan kue ulang tahun untuk Sachi, aku mampir makan siang ke warung bakso kaki lima di kawasan dago. Sedang asik-asik menikmati semangkuk bakso cincang plus kerupuk dan teh botolnya, tak lama datang serombongan perempuan, kurang lebih 4 atau 5 orang.

Well, dengan segera para wanita ini menyedot perhatian beberapa mata. Bertubuh slim, lengkap dengan celana super mini dan make upnya yang full, hehehe standar bandung banget lah. Belum lagi gerak geriknya yang rame dan super heboh, serta merta membuat mata gatal untuk tidak sekadar meliriknya. Tapi bukan itu yang lantas menarik untuk diceritakan.

Tak lama para wanita mendekati tukang bakso dan memesan makanannya.

Mbak-mbak : "Mas, aku pesen baksonya satu ya."
Mas Bakso : " Oo iya boleh mba. seporsi ya."
Mbak-mbak : " Mas inget ya pesenanku satu, GA pake KUAH, GA pake MIE, GA pake SAYUR."
Mas Bakso : " Oo jadi baksonya aja seporsi ya."
Mbak-Mbak : "Idiih si mas, iya baksonya aja, tapiiiii.... BAKSONYA SATU BIJI! Aku kan lagi DIET, ini KABITA aja sih makanya kesini."
Mas Bakso : Bengoooong...

Tak lama si mba dan teman-temannya heboh masing-masing, berbagi tips diet ala ngemil satu biji bakso untuk menghilangkan kabita sambil menjaga ke-slim-an badannya itu.

Hihihihi dalam hatiku cuma satu, PESEN BAKSO APA CILOK MBA, hehehehe.

Alhamdulillah ya diriku masih bisa bebas makan dengan lahapnya dengan porsi yang tak jarang membuat para wanita lain tercengang. Pake nambah lagi. Hahahaha iyeee gue makannya emang banyak, terus kenape ada masalah :D

Enjoy your life, galz. Laper ya laper aja. Sesuatu banget yaa.